Post Page Advertisement [Top]

coretantech news

Apa yang Perlu Dilihat dari Processor?


Assalamualaikum wr wb. Pentingnya melihat spesifikasi saat membeli perangkat komputer merupakan hal yang WAJIB diketahui agar sesuai dengan kebutuhan agan n sista. Salah satunya yaitu Processor. Nah, bagaimana cara melihat spesifikasi processor yang benar? Apakah cukup hanya dengan melihat tulisan yg tertera di spesifikasi misalnya "Intel Core i3-5005U @ 2.00GHz" saja? Ane akan coba mengulasnya untuk agan n sista.

Dewasa ini, kebutuhan akan komputasi sangat diperlukan karena tuntutan kebutuhan yang tinggi, juga dengan gengsi yang tinggi pula. Misalnya "gue harus punya laptop yang mantep itu!" atau "gw mau smartphone octa core ah, bosen sama smartphone quad core". Perlu diperhatikan gan sis, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih perangkat komputasi terutama Processor (karena saat ini pembahasan nya processor, hehe). Berikut pemaparannya.

1. Frekuensi atau Kecepatan
Saat zaman-zaman nya Intel Pentium 4, banyak processor pentium 4 yang diterbitkan dengan frekuensi atau clock speed yang bisa dibilang tinggi di zaman nya. Misal 3GHz, sampai ada yang 4GHz. Namun, untuk saat ini, ternyata clock speed tidak terlalu berpengaruh apabila jumlah inti processor atau Core nya hanya berjumlah 1 (satu).

"bagaimana dengan overclock? apakah itu solusi terbaik?".

Menurut ane, bisa dibilang iya, juga bisa dibilang tidak. Bisa dibilang iya apabila si processor itu sanggup bekerja dengan clock speed yang telah di overclock meskipun hanya memilikki 1 (satu) core saja. Bisa juga dibilang tidak apabila sebaliknya, si processor tidak mampu melakukan kebutuhan yang tinggi seperti gaming, desain, meskipun clock speed nya tinggi.


Pada beberapa processor terdapat fitur Turbo Boost. Dimana fitur tersebut akan aktif apabila si processor merasa sudah melebihi kapasitas frekuensi yang dimilikki. Misal kapasitas processor tersebut 2GHz, namun kebutuhan yang tinggi membuat processor harus bekerja lebih keras lagi, maka fitur Turbo Boost akan menaikkan frekuensi yang dimilikki dari 2GHz ke 2.5GHz.

2. Inti Processor atau "Core"
Pada saat zaman-zaman nya processor bertransformasi dari sebuah chip mikroprosesor (sumber), kebanyakan hanya memilikki 1 (satu) core saja. Begitu vendor berinovasi dengan jumlah inti processor, muncul lah Dual Core, Triple Core (jarang), Quad Core, Octa Core, dsb. Dan ternyata, dengan kemunculan berbagai varian core yang ditawarkan, ternyata dapat meningkatkan efektifitas dari processor tersebut. Seperti contohnya Intel Core i3-5005U @ 2.00GHz. Processor tersebut memilikki 2 Core dan 4 Thread. Artinya, setiap core memilikki clock speed sebesar 2 GHz. Dan karena processor tersebut memilikki 2 core, berarti kecepatan total yang dimilikki yaitu 2x2GHz = 4GHz. Setiap core akan bekerja dengan kecepatan maksimalnya 2GHz. Itu secara teori. Namun, nyatanya bila dicek dengan menggunakan aplikasi CPU-Z bila processor berkecepatan 2GHz maka tetap akan tertulis 2GHz.

jadi maksudnya gimana gan?

Processor yang memilikki inti atau core lebih dari satu, maka proses kerjanya akan lebih cepat, seakan akan processor tersebut memilikki kelipatan kecepatan yang signifikan. Namun tidak mempengaruhi nominal dari frekuensi yang dimilikki. Misal seperti contoh diatas. Karna processor tersebut memilikki dua inti, maka seakan akan processor tersebut memilikki kecepatan 4GHz, namun nominal angkanya tetap hanya memilikki frekuensi 2GHz.


Kemudian, 4 Thread yang terdapat pada processor tersebut dihasilkan melalui metode Intel Hyper-Threading Technology. Yaitu sebuah metode dimana setiap core memilikki dua jalur pemrosesan. Supaya processor lebih baik untuk melakukan multitasking.


Metode tersebut mulai diperkenalkan sejak masa Intel Pentium 4, dengan tujuan untuk memaksimalkan kinerja processor Pentium 4 yang saat itu hanya memilikki 1 (satu) core saja. Dan hasilnya akan tampak seperti gambar dibawah ini.


Contoh sederhana nya saat akan membuka aplikasi Adobe Photoshop. Di sebelah kiri menggunakan processor tanpa HT, dan di sebelah kanan menggunakan processor dengan metode HT. Terlihat jelas bahwa aplikasi Photoshop akan lebih cepat terbuka pada processor yang memilikki fitur HT. Padahal, frekuensi atau kecepatan yang dimilikki processor yang di sebelah kiri jauh lebih tinggi daripada yang di sebelah kanan, namun itu tidak menjamin jika pemrosesan data akan lebih cepat. Processor yang memilikki fitur HT akan tampak  di task manager memilikki 2 kolom grafik (apabila 2 thread), 4 kolom grafik (apabila 4 thread), dst.

3. Cache Processor
 

Cache processor adalah media penyimpanan sementara yang tertanam di setiap inti processor sebelum processor memberikan perintah pertamanya ke memori internal seperti RAM dengan perantara bus. Prinsip kerja dari cache ini yaitu: Processor memberikan perintah dan ditransfer melalui L1 cache yang dikenal memilikki kecepatan yg sangat cepat meskipun kapasitas nya hanya berupa Kilobyte mulai dari 8Kb, 64Kb dan 128Kb. Selanjutnya diteruskan oleh L2 cache yang bisa dibilang juga sebagai "cache eksternal atau tambahan". Ukuran L2 cache lebih besar dari L1 cache. Dan terakhir, proses transfer data akan melalui L3 cache. Fungsi dari L3 cache ini sebagai pengontrol data yang masuk dari L2 cache yang masuk dari masing-masing processor. Dan ukuran L3 cache lebih besar dari L1 dan L2 cache.

Pada processor keluaran saat ini, cache yang dimilikki sudah sampai level 3 atau L3. Dengan demikian, processor akan lebih cepat dalam mentransfer dan memproses data. Gambar diatas merupakan perbedaan antara processor yang hanya memilikki L2 cache dengan processor yang memilikki L3 cache. (kiri "Intel Dual Core E5200" sampai L2 cache, kanan "Intel Core i3 2310M" sampai L3 cache)


Pada processor keluaran Intel, ada suatu terobosan cache untuk processor yang dikenal dengan Intel Smart Cache Technology. Yaitu metode yang memungkinkan L2 cache atau L3 cache (tergantung seberapa banyak level cache yang dimilikki) bekerja lebih efisien dengan menggabungkan kesemua cache yang tertanam di masing-masing Core. Metode ini mulai diterapkan pada processor keluaran Intel dengan arsitektur 45nm.

4. Arsitektur
Untuk processor saat ini, arsitektur yang digunakan sudah sampai 14nm. Semakin kecil arsitektur yang dimilikki, semakin cepat juga sebuah processor melakukan pekerjaan nya. Juga semakin irit daya listrik yang digunakan.

5. Budget
Poin yang kelima ini merupakan poin yang sensitif dikarenakan tidak semua orang mampu untuk membeli processor yang berperforma tinggi dikarenakan harganya yang terlampau mahal. Namun poin yang kelima ini menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih processor.
 
Kesimpulannya, walaupun frekuensi processor tersebut rendah, namun apabila jumlah core nya banyak, level cache nya sampai L3 cache, arsitektur yang dibenamkan minimal sudah 45nm, dan tentunya dengan harga yang murah, bisa ane kategorikan sebagai processor yang optimal dan ideal. Ini hanya penilaian yang ane buat, meskipun begitu diluar sana setiap individu memilikki tolak ukur yang bisa dikatakan "optimal" untuk sebuah processor.

Mohon maaf apabila ada kata-kata yang keliru dan terkesan sok tau. Karena ini merupakan pemaparan hasil pengamatan yang udah ane amati dari berbagai processor yang ada, meskipun yang paling ane sering amati yaitu processor keluaran Intel, hehe.

Wassalamualaikum wr wb.
2016 © Agan n Sista Team. All Right Reserved.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib